1.
PENGERTIAN
LOGIKA MATEMATIKA
Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika
yang menggunakan bahasa Matematika, yaitu dengan menggunakan
lambang-lambang atau simbol- simbol.
Keuntungan
atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan
universal/dapat dipakai dimana-mana.
2. PERNYATAN
Kalimat adalah
rangkaian kata yang disusun menurut
aturan bahasa yang mengandung arti. Pernyataan adalah kalimat yang
mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah (pernyataan
disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian
antara apa yang dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya. Perhatikan beberapa
contoh berikut!
1. Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam
2. 4 + 3 = 8
3. Rapikan tempat tidurmu!
Contoh nomor 1 bernilai benar,
sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah, dan keduanya adalah pernyataan.
Kalimat 3 di atas tidak mempunyai nilai benar atau salah, sehingga bukan
pernyataan.
Kalimat Terbuka adalah kalimat yang belum tentu bernilai
benar atau salah. Kalimat terbuka biasanya ditandai dengan
adanya variabel (peubah). Jika variabelnya diganti dengan konstanta dalam
semesta yang sesuai maka kalimat itu akan menjadi sebuah pernyataan.
Variabel
(Peubah) adalah lambang yang menunjukkan anggota yang belum tentu dalam
semesta pembicaraan, sedangkan konstanta adalah lambang yang
menunjukkan anggota tertentu dalam semesta pembicaraan. Pengganti variabel yang
menyebabkan kalimat terbuka menjadi pernyataan yang bernilai benar, disebut selesaian
atau penyelesaian. Contoh kalimat terbuka
1. yang duduk di bawah pohon itu
cantik rupanya
2. x + 2 = 8
Pernyataan Majemuk
Logika merupakan sistem matematika
artinya memuat unsur-unsur yaitu pernyataan-oernyataan dan operasi-operasi
yang didefinisikan. Operasi-operasi yang akan kita temui berupa kata sambung
logika (conective logic):
![Description: Description: clip_image002[4]](file:///C:/DOCUME%7E1/WinBlack/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.png)
![Description: Description: clip_image004[6]](file:///C:/DOCUME%7E1/WinBlack/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.png)



3. KATA HUBUNG KALIMAT
A.
Ingkaran
atau Negasi
Ingkaran/Negasi
dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh dengan menambahkan
kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada pernyataan semula. Ingkaran
dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan dibaca:
”tidak p”. Bila peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan
sebaliknya. Dengan tabel kebenaran

B. Konjungsi
(
)
![Description: Description: clip_image023[1]](file:///C:/DOCUME%7E1/WinBlack/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.png)
Konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika kedua
pernyataan komponennya bernilai benar. Dan jika salah satu atau kedua
pernyataan komponennya salah, maka konjungsi itu salah. Dengan tabel
kebenaran
C. Disjungsi/
Alternasi (
)
![Description: Description: clip_image025[1]](file:///C:/DOCUME%7E1/WinBlack/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.png)
Disjungsi dari dua buah pernyataan p dan q bernilai benar asal salah
satu atau kedua pernyataan komponennya benar. Dan jika kedua pernyataan
komponennya salah, maka konjungsi itu salah. (Disjungsi seperti ini disebut disjungsi
inklusif). Dengan tabel kebenaran
D. Implikasi (
)
![Description: Description: clip_image027[3]](file:///C:/DOCUME%7E1/WinBlack/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.png)
Bernilai benar jika konsekuennya bernilai benar atau anteseden dan
konsekuen kedua-duanya salah, dan bernilai salah jika antesedennya bernilai
benar, sedangkan konsekuennya salah. Dengan tabel kebenaran
E. Biimplikasi
atau Bikondisional (
)
![Description: Description: clip_image029[1]](file:///C:/DOCUME%7E1/WinBlack/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.png)
Biimplikasi
bernilai benar apabila anteseden dan
konsekuen kedua-duanya bernilai benar atau kedua-duanya bernilai salah. Jika
tidak demikian maka biimplikasi bernilai salah. Dengan tabel kebenaran
![Description: Description: clip_image029[3]](file:///C:/DOCUME%7E1/WinBlack/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.png)
F. Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari pernyataan berbentuk implikasi dapat
kita turunkan pernyataan-pernyataan baru yang disebut invers, konvers, dan
kontraposisi.
Implikasi : ![Description: Description: clip_image002[12]](file:///C:/DOCUME%7E1/WinBlack/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.png)
![Description: Description: clip_image002[12]](file:///C:/DOCUME%7E1/WinBlack/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.png)
Inversnya :![Description: Description: clip_image004[8]](file:///C:/DOCUME%7E1/WinBlack/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image016.png)
![Description: Description: clip_image004[8]](file:///C:/DOCUME%7E1/WinBlack/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image016.png)
Konversnya : ![Description: Description: clip_image006[4]](file:///C:/DOCUME%7E1/WinBlack/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image017.png)
![Description: Description: clip_image006[4]](file:///C:/DOCUME%7E1/WinBlack/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image017.png)
Kontraposisinya : ![Description: Description: clip_image008[4]](file:///C:/DOCUME%7E1/WinBlack/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image018.png)
![Description: Description: clip_image008[4]](file:///C:/DOCUME%7E1/WinBlack/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image018.png)
G. Bikondisional (Biimplikasi Atau Pernyataan
Bersyarat Ganda)
Pernyataan
bikondisional bernilai benar hanya jika komponen-komponennya bernilai sama. Contoh: Jika p : 2 bilangan genap (B)
q : 3 bilangan ganjil (B)
maka p ⇔ q : 2 bilangan genap jhj 3 bilangan ganjil (B)
4. TAUTOLOGI, EKIVALEN DAN KONTRADIKSI
A. Tautologi
Perhatikan bahwa beberapa pernyataan selalu bernilai benar. Contoh pernyataan:
“Junus masih bujang atau Junus bukan bujang” akan selalu bernilai benar tidak
bergantung pada apakah junus benar-benar masih bujang atau bukan bujang. Jika p : junus masih
bujang, dan ~p : junus bukan bujang, maka pernyataan diatas berbentuk p ∨ ~p.
(coba periksa nilai kebenarannya dengan menggunakan tabel kebenaran). Setiap
pernyataan yang bernilai benar, untuk setiap nilai kebenaran
komponen-komponennya, disebut tautologi.
B. Ekivalen
Dua buah pernyataan
dikatakan ekivalen (berekivalensi logis) jika kedua pernyataan itu mempunyai
nilai kebenaran yang sama.
C. Kontradiksi
Setiap
pernyataan yang selalu bernilai salah, untuk setiap nilai kebenaran dari
komponen-komponen disebut kontradiksi. Karena kontradiksi selalu bernilai
salah, maka kontradiksi merupakan ingkaran dari tautologi dan sebaliknya.
5.
KUANTOR
A. Fungsi Pernyataan
Suatu fungsi pernyataan
adalah suatu kalimat terbuka di dalam semesta pembicaraan (semesta pembicaraan diberikan secara eksplisit atau
implisit).
Fungsi pernyataan merupakan suatu kalimat terbuka
yang ditulis sebagai p(x) yang bersifat bahwa p(a) bernilai benar atau salah
(tidak keduanya) untuk setiap a (a adalah anggota dari semesta pembicaraan).
Ingat bahwa p(a) suatu pernyataan.
B. Kuantor Umum (Kuantor Universal)
Simbol "
yang dibaca “untuk semua” atau “untuk setiap” disebut kuantor umum. Jika p(x)
adalah fungsi proposisi pada
suatu himpunan A (himpunan A adalah
semesta pembicaraannya) maka ("x Î A) p(x) atau "x, p(x) atau "x p(x) adalah suatu pernyataan yang dapat dibaca
sebagai “Untuk setiap x elemen A, p(x) merupakan pernyataan “Untuk semua x,
berlaku p(x)”.
C. Kuantor Khusus (Kuantor
Eksistensial)
Simbol $ dibaca “ada” atau “untuk beberapa” atau
“untuk paling sedikit satu” disebut kuantor khusus. Jika p(x) adalah fungsi
pernyataan pada himpunana tertentu A (himpunana A adalah semesta pembicaraan)
maka ($x Î A) p(x) atau $x! p(x) atau $x p(x) adalah suatu pernyataan yang dibaca
“Ada x elemen A, sedemikian hingga p(x) merupakan pernyataan” atau “Untuk
beberapa x, p(x)”. ada yang menggunakan simbol $! Untuk menyatakan “Ada hanya satu”.
D. Negasi Suatu Pernyatan yang
Mengandung Kuantor
Jika p(x) adalah manusia tidak kekal atau x tidak
kekal, maka “Semua manusia adalah tidak kekal” atau "x p(x) bernilai benar, dan “Beberapa
manusia kekal” atau $x ~ p(x) bernilai salah. Pernyataan di atas dapat dituliskan dengan simbol : ~ ["x p(x)] º $x ~ p(x)
E. Fungsi Pernyataan yang Mengandung
Lebih dari Satu Variabel
Didefinisikan himpunan A1, A2, A3, . . ., An,
suatu fungsi pernyataan yang mengandung variabel pada himpunan A1 x A2 x A3 x .
. . x An merupakan kalimat terbuka p(x1,
x2, x3, . . ., xn) yang mempunyai sifat p(a1, a2, a3, . . ., an) bernilai benar
atau salah (tidak keduanya) untuk (a1, a2, a3, . . ., an) anggota semesta A1 x
A2 x A3 x . . . x An.
6. VALIDITAS
PEMBUKTIAN
A. Premis dan Argumen
Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik
suatu kesimpulan disebut premis, sehingga suatu premis dapat berupa aksioma,
hipotesa, definisi atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya.
Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah
kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih premis yang mengandung
bukti-bukti (evidence) dan suatu (satu) konklusi. Konklusi ini selayaknya
(supposed to) diturunkan dari premis-premis.
B. Validitas Pembuktian (I)
1. Modus Ponen
Premis 1 : p Þ q
Premis 2 : p
Konklusi : q
2. Modus Tolen :
Premis 1 : p Þ q
Premis 2 : ~ q
Konklusi : ~ p
3. Silogisma :
Premis 1 : p Þ q
Premis 2 : q Þ r
Konklusi :
p Þ r
4.
Silogisma
Disjungtif
Premis 1 : p Ú q
Premis 2 : ~ q
Konklusi : p
5. Konjungsi
Premis 1 : p
Premis 2 : q
Konklusi :
p Ù q
Artinya : p benar, q
benar. Maka p Ù q benar.
6. Tambahan (Addition)
Premis 1 : p
Konklusi : p Ú q
Artinya : p benar, maka p Ú q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang dimiliki q).
7.
Dilema
Konstruktif :
Premis 1 : (p Þ q) Ù (r Þ s)
Premis 2 : ~ q Ú ~ s
Konklusi : ~ p Ú ~ r
C.
Pembuktian Tidak
Langsung
Pembuktian-pembuktian yang telah kita bicarakan di
atas, merupakan pembuktian yang langsung. Berdasarkan pemikiran ini, jika
premis-premis dalam suatu argumen yang valid membawa ke konklusi yang bernilai
salah, maka paling sedikit ada satu premis yang bernilai salah.
Cara pembuktian ini disebut pembuktian tidak
langsung atau pembuktian dengan kontradiksi atau reductio ad absurdum. Ringkasannya, kita
dapat membuktikan bahwa suatu pernyataan bernilai benar, dengan menunjukkan
bahwa negasi dari pernyataan itu salah. Ini dilakukan dengan menurunkan
konklusi yang salah dari argumen yang terdiri dari negasi pernyataan itu dan
pernyataan atau pernyataan-pernyataan lain yang telah diterima kebenarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar