Senin, 31 Desember 2012

HAKIKAT STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

HAKIKAT STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Belajar memiliki tiga atribut pokok ialah:

   1.Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan.
   2.Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif.
   3.Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun mengalami secara tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan. (lingkungan fisik dan lingkungan sosial).
   4.Supaya belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain:
         1.Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
         2.Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap diri siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi pembelajarannya.
         3.Aktivitas. Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif belajar.
         4.Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera menge-tahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.
         5.Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa sangat diperlukan.
   5. Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur: tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.
      Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi; dan semuanya berfungsi dengan berorientasi kepada tujuan


Variabel Strategi Belajar Mengajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi belajar-mengajar ialah: tujuan, bahan pelajaran, alat dan sumber, siswa, dan guru.

   1.Gagne mengklasifikasikan hasil-hasil belajar yang membawa implikasi terhadap penggunaan strategi belajar-mengajar, sebagai berikut:
         1.Keterampilan intelektual dengan tahapan-tahapannya:
               1.Diskriminasi (mengenal benda konkret).
               2.Konsep konkret (mengenal sifat-sifat benda/objek konkret).
               3.konsep terdefinisi (kemampuan memahami konsep terdefinisi).
               4.aturan (kemampuan menggunakan aturan, rumus, hukum/dalil, prinsip).
               5.Masalah/aturan tingkat tinggi (kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai aturan).
         2.Strategi kognitif (kemampuan memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berfikir).
         3.Informasi verbal (kemampuan menyimpan nama/label, fakta, pengetahuan di dalam ingatan).
         4.keterampilan motorik (kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan fisik).
         5.Sikap (kemampuan menampilkan perilaku yang bermuatan nilai-nilai).
   2.Yang perlu dipertimbangkan dari faktor siswa di dalam menggunakan strategi belajar-mengajar, antara lain:
         1.Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaan-perbedaan dari siswa lain.
         2.Jumlah siswa yang mengikuti pelajaran.
   3.Dari faktor alat dan sumber yang perlu dipertimbangkan ialah:
         1.Jumlah dan karakteristik alat pelajaran dan alat peraga.
         2.Jumlah dan karakteristik sumber pelajaran (bahan cetakan dan lingkungan sekitar).
   4.Dari faktor guru yang akan mempengaruhi penggunaan strategi belajar-mengajar ialah kemampuan menguasai bahan pelajaran dan kemampuan membelajarkan siswa.


Berbagai Jenis Strategi Belajar Mengajar

Berbagai jenis strategi Belajar Mengajar dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai pertimbangan.

   1.Atas dasar pertimbangan proses pengolahan pesan.
         1.Strategi Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi
            Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
         2.Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
   2.Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan.
         1.Strategi Ekspositorik. Dengan Strategi Ekspositorik bahan atau materi pelajaran diolah oleh guru. Siswa tinggal “terima jadi” dari guru. Dengan Strategi Ekspositorik guru yang mencari dan mengolah bahan pelajaran, yang kemudian menyampaikannya kepada siswa. Strategi Ekspositorik dapat digunakan di dalam mengajarkan berbagai materi pelajaran, kecuali yang sifatnya pemecahan masalah.
         2.Strategi Heuristik. Dengan Strategi Heuristik bahan atau materi pelajaran diolah oleh siswa. Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan pelajaran. Guru sebagai fasilitator memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan.
            Strategi Heuristik dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai materi pelajaran termasuk pemecahan masalah. Dengan Strategi Heuristik diharapkan siswa bukan hanya paham dan mampu melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, akan tetapi juga akan terbentuk sikap-sikap positif, seperti: kritis, kreatif, inovatif, mandiri, terbuka. Strategi Heuristik terbagai atas Diskoperi dan Inkuiri.
   3.Atas Dasar Pertimbangan Pengaturan Guru
         1.Strategi Seorang Guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa.
         2.Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran Beregu, dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa.
            Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah satu mata pelajaran atau sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topik tertentu.
   4.Atas Dasar Pertimbangan Jumlah Siswa
         1.Strategi Klasikal
         2.Strategi Kelompok Kecil
         3.Strategi Individual.
   5.Atas Dasar Pertimbangan Interaksi Guru dengan Siswa.
         1.Strategi Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga.
         2.Strategi Pengajaran Melalui Media. Guru tidak langsung kontak dengan siswa, akan tetapi guru “mewakilkan” kepada media. Siswa berinteraksi dengan media.

Rabu, 26 Desember 2012

LOGIKA MATEMATIKA

1.      PENGERTIAN LOGIKA MATEMATIKA
   Logika Matematika atau Logika Simbol  ialah logika  yang menggunakan bahasa Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.
Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan universal/dapat dipakai dimana-mana.
2.      PERNYATAN
Kalimat adalah  rangkaian kata yang disusun menurut aturan bahasa yang mengandung arti. Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya. Perhatikan beberapa contoh berikut!
1. Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam
2. 4 + 3 = 8
3. Rapikan tempat tidurmu!
Contoh nomor 1 bernilai benar, sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah, dan keduanya adalah pernyataan. Kalimat 3 di atas tidak mempunyai nilai benar atau salah, sehingga bukan pernyataan.
Kalimat Terbuka adalah kalimat yang belum tentu bernilai benar atau salah. Kalimat terbuka biasanya ditandai dengan adanya variabel (peubah). Jika variabelnya diganti dengan konstanta dalam semesta yang sesuai maka kalimat itu akan menjadi sebuah pernyataan.
Variabel (Peubah) adalah lambang yang menunjukkan anggota yang belum tentu dalam semesta pembicaraan, sedangkan konstanta adalah lambang yang menunjukkan anggota tertentu dalam semesta pembicaraan. Pengganti variabel yang menyebabkan kalimat terbuka menjadi pernyataan yang bernilai benar, disebut selesaian atau penyelesaian. Contoh kalimat terbuka
1. yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya
2. x + 2 = 8
Pernyataan Majemuk
Logika merupakan sistem matematika artinya memuat unsur-unsur yaitu pernyataan-oernyataan dan operasi-operasi yang didefinisikan. Operasi-operasi yang akan kita temui berupa kata sambung logika (conective logic):
Description: Description: clip_image002[4]: Merupakan lambang operasi untuk negasi
Description: Description: clip_image004[6]: Merupakan lambang operasi untuk konjungsi
Description: Description: clip_image006: Merupakan lambang operasi untuk disjungsi
Description: Description: clip_image008: Merupakan lambang operasi untuk implikasi
Description: Description: clip_image010: Merupakan lambang operasi untuk biimplikasi

3.      KATA HUBUNG KALIMAT
A.    Ingkaran atau Negasi
Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh dengan menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada pernyataan semula. Ingkaran dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak p”. Bila peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan sebaliknya. Dengan tabel kebenaran
B.     Konjungsi (Description: Description: clip_image023[1])
Konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika kedua pernyataan komponennya bernilai benar. Dan jika salah satu atau kedua pernyataan komponennya salah, maka konjungsi itu salah. Dengan tabel kebenaran
Description: Description: http://www.matematikamenyenangkan.com/wp-content/uploads/2009/03/logic44.jpg
C.    Disjungsi/ Alternasi (Description: Description: clip_image025[1])
Disjungsi dari dua buah pernyataan p dan q bernilai benar asal salah satu atau kedua pernyataan komponennya benar. Dan jika kedua pernyataan komponennya salah, maka konjungsi itu salah. (Disjungsi seperti ini disebut disjungsi inklusif). Dengan tabel kebenaran
Description: Description: http://www.matematikamenyenangkan.com/wp-content/uploads/2009/03/logic52.jpg
D.    Implikasi (Description: Description: clip_image027[3])
Bernilai benar jika konsekuennya bernilai benar atau anteseden dan konsekuen kedua-duanya salah, dan bernilai salah jika antesedennya bernilai benar, sedangkan konsekuennya salah. Dengan tabel kebenaran
Description: Description: http://www.matematikamenyenangkan.com/wp-content/uploads/2009/03/logic6.jpg
E.     Biimplikasi atau Bikondisional (Description: Description: clip_image029[1])
Biimplikasi Description: Description: clip_image029[3]bernilai benar apabila anteseden dan konsekuen kedua-duanya bernilai benar atau kedua-duanya bernilai salah. Jika tidak demikian maka biimplikasi bernilai salah. Dengan tabel kebenaran
Description: Description: http://www.matematikamenyenangkan.com/wp-content/uploads/2009/03/logic7.jpg
F.     Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari pernyataan berbentuk implikasi dapat kita turunkan pernyataan-pernyataan baru yang disebut invers, konvers, dan kontraposisi.
Implikasi : Description: Description: clip_image002[12]
Inversnya :Description: Description: clip_image004[8]
Konversnya : Description: Description: clip_image006[4]
Kontraposisinya : Description: Description: clip_image008[4]
G.    Bikondisional (Biimplikasi Atau Pernyataan Bersyarat Ganda)

Pernyataan bikondisional bernilai benar hanya jika komponen-komponennya bernilai sama. Contoh:          Jika   p          : 2 bilangan genap (B)
          q          : 3 bilangan ganjil (B)
maka p q  : 2 bilangan genap jhj 3 bilangan ganjil (B)

4.      TAUTOLOGI, EKIVALEN DAN KONTRADIKSI
A. Tautologi
Perhatikan bahwa beberapa pernyataan  selalu bernilai benar. Contoh pernyataan: “Junus masih bujang atau Junus bukan bujang” akan selalu bernilai benar tidak bergantung pada apakah junus benar-benar masih bujang atau bukan bujang. Jika p : junus masih bujang, dan ~p : junus bukan bujang, maka pernyataan diatas berbentuk p ~p. (coba periksa nilai kebenarannya dengan menggunakan tabel kebenaran). Setiap pernyataan yang bernilai benar, untuk setiap nilai kebenaran komponen-komponennya, disebut tautologi.       
B.  Ekivalen
Dua buah pernyataan dikatakan ekivalen (berekivalensi logis) jika kedua pernyataan itu mempunyai nilai kebenaran yang sama.

C.  Kontradiksi
Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah, untuk setiap nilai kebenaran dari komponen-komponen disebut kontradiksi. Karena kontradiksi selalu bernilai salah, maka kontradiksi merupakan ingkaran dari tautologi dan sebaliknya.
5.      KUANTOR
A.  Fungsi Pernyataan
Suatu fungsi pernyataan adalah suatu kalimat terbuka di dalam semesta pembicaraan (semesta  pembicaraan diberikan secara eksplisit atau implisit).
Fungsi pernyataan merupakan suatu kalimat terbuka yang ditulis sebagai p(x) yang bersifat bahwa p(a) bernilai benar atau salah (tidak keduanya) untuk setiap a (a adalah anggota dari semesta pembicaraan). Ingat bahwa p(a) suatu pernyataan.
B.  Kuantor Umum (Kuantor Universal)
Simbol " yang dibaca “untuk semua” atau “untuk setiap” disebut kuantor umum. Jika p(x) adalah fungsi proposisi pada suatu himpunan A (himpunan A adalah semesta pembicaraannya) maka ("x ÃŽ A) p(x) atau "x, p(x) atau "x p(x) adalah suatu pernyataan yang dapat dibaca sebagai “Untuk setiap x elemen A, p(x) merupakan pernyataan “Untuk semua x, berlaku p(x)”.
C.  Kuantor Khusus (Kuantor Eksistensial)
Simbol  $ dibaca “ada” atau “untuk beberapa” atau “untuk paling sedikit satu” disebut kuantor khusus. Jika p(x) adalah fungsi pernyataan pada himpunana tertentu A (himpunana A adalah semesta pembicaraan) maka ($x ÃŽ A) p(x) atau $x! p(x) atau $x p(x) adalah suatu pernyataan yang dibaca “Ada x elemen A, sedemikian hingga p(x) merupakan pernyataan” atau “Untuk beberapa x, p(x)”. ada yang menggunakan simbol $! Untuk menyatakan “Ada hanya satu”.         
D.  Negasi Suatu Pernyatan yang Mengandung Kuantor
Jika p(x) adalah manusia tidak kekal atau x tidak kekal, maka “Semua manusia adalah tidak kekal” atau "x p(x) bernilai benar, dan “Beberapa manusia kekal” atau $x ~ p(x) bernilai salah. Pernyataan di atas dapat dituliskan dengan simbol :      ~ ["x p(x)] º $x ~ p(x)
E.  Fungsi Pernyataan yang Mengandung Lebih dari Satu Variabel
Didefinisikan himpunan A1, A2, A3, . . ., An, suatu fungsi pernyataan yang mengandung variabel pada himpunan A1 x A2 x A3 x . . . x An  merupakan kalimat terbuka p(x1, x2, x3, . . ., xn) yang mempunyai sifat p(a1, a2, a3, . . ., an) bernilai benar atau salah (tidak keduanya) untuk (a1, a2, a3, . . ., an) anggota semesta A1 x A2 x A3 x . . . x An.
6. VALIDITAS PEMBUKTIAN
A.  Premis dan Argumen
Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan disebut premis, sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya.
Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti (evidence) dan suatu (satu) konklusi. Konklusi ini selayaknya (supposed to) diturunkan dari premis-premis.
B.  Validitas Pembuktian (I)
1. Modus Ponen
                        Premis 1          : p Þ q
                        Premis 2          : p
                        Konklusi          : q
2. Modus Tolen :
                        Premis 1          : p Þ q
                        Premis 2          : ~ q
                        Konklusi          : ~ p                
3. Silogisma :
                        Premis 1          : p Þ q
                        Premis 2          : q Þ r
                        Konklusi          : p Þ r
4. Silogisma Disjungtif
                        Premis 1          : p Ú q
                        Premis 2          : ~ q
                        Konklusi          : p
5. Konjungsi
                        Premis 1          : p
                        Premis 2          : q
                        Konklusi          : p Ù q
                        Artinya : p benar, q benar. Maka p Ù q benar.
6. Tambahan (Addition)
                        Premis 1          : p
                        Konklusi          : p Ú q
         Artinya : p benar, maka p Ú q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang dimiliki q).
7. Dilema Konstruktif :
                        Premis 1          : (p Þ q) Ù (r Þ s)
                        Premis 2          : ~ q Ú ~ s
                        Konklusi          : ~ p Ú ~ r
C.  Pembuktian Tidak Langsung
Pembuktian-pembuktian yang telah kita bicarakan di atas, merupakan pembuktian yang langsung. Berdasarkan pemikiran ini, jika premis-premis dalam suatu argumen yang valid membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka paling sedikit ada satu premis yang bernilai salah.
Cara pembuktian ini disebut pembuktian tidak langsung atau pembuktian dengan kontradiksi atau reductio ad absurdum. Ringkasannya, kita dapat membuktikan bahwa suatu pernyataan bernilai benar, dengan menunjukkan bahwa negasi dari pernyataan itu salah. Ini dilakukan dengan menurunkan konklusi yang salah dari argumen yang terdiri dari negasi pernyataan itu dan pernyataan atau pernyataan-pernyataan lain yang telah diterima kebenarannya.

Perbedaan Metode, Strategi dan Teknik

A.       Perbedaan Metode, Strategi dan Teknik
1.        Metode Pembelajaran
Metode adalah prosedur, urutan,langkah- langkah, dan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang difokuskan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode merupakan seperangkat penjelas dari suatu pendekatan.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
a.       Ceramah
Ceramah merupakan suatu cara menyampaikan informasi dengan lesan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan.Metode ini merupakan metode belajar yang sering dipakai terutama untuk bidang studi non eksakta.
b.      Ekspositori
Merupakan metode yang berdasarkan pada terpusatnya interaksi kepada guru sebagai pemberi informasi (bahan pengajaran).Metode ini sama dengan metode ceramah karena terpusat pada murid yang sedang berinteraksi.
c.       Demonstrasi
Metode ini sejenis dengan metode ceramah dan metode ekspositori.Kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru atau guru mendominasi kegiatan belajar mengajar.
d.      Diskusi
Diskusi adalah sebuah interaksikomunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar.
e.       Simulasi
Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan sekelilingnya.
f.       Laboratorium
Metode labratorium adalah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami objek langsunng matematika dengan jalan mengkaji, menganalisis, menemukan secara induktif melalui inkuari, menemukan serta mentes hipotesis, dan menarik keesimpulan dari benda-benda kongkrit atau model matematika yang dilakukannya di laboratorium.
g.      Kegiatan lapangan
Kegiatan atau kerja lapangan banyak kesamaannya dengan metode laboratorium namun oerbedaan menyangkut obyek dan tempatnya.Dalam metode kegiatan lapangan benda-bebda yang diteliti ada di luar, di lapangan terbuka.
h.      Brainstorming
Brainstorming adalah sebuah kreativitas kelompok teknik yang dirancang untuk menghasilkan sejumlah besar ide-ide untuk pemecahan masalah.
i.        Debat
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan.
j.        dan sebagainya.
Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.
2.      Strategi Pembelajaran
Stategi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. (Kemp Wina Senjaya, 2008).Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.Dengan kata lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Pada dasarnya strategi pembelajaran masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu:exposition-discovery learning dan group-individual learning.Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
3.      Teknik Pembelajaran
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. . Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Teknik merupakan penjabaran dari metode pembelajaran.Dalam satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran.

Posisi dari masing-masing istilah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :










B.        Contoh Simulasi dalam Penerapan Strategi Pembelajaran Matematika
1.      Alat peraga :
Kerangka kubus dan balok yang terbuat dari sedotan.
2.      Materi ajar  : Bangun Ruang
a.       Kubus
1)      Kubus memiliki 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut.
2)      Suatu kubus memiliki 6 berbentuk persegi yang kongruen.
3)      Dua garis dalam suatu bangun ruang dikatakan sejajar, jika kedua garis itu tidak berpotongan dan terletak pada satu bidang.
4)      Diagonal bidang suatu kubus adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada setiap bidang kubus.
5)      Diagonal ruang suatu kubus adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dalam suatu ruang.

6)      Bidang diagonal suatu kubus adalah bidang yang dibatasi dua rusuk dan dua diagonal bidang suatu kubus.
7)      Jika panjang rusuk suatu kubus a maka jumlah panjang rusuknya = 12a.
8)      Luas permukaan kubus =
9)      Volume kubus =

Contoh Soal:
-          Diketahui sisi kubus dengan panjang 20cm. Hitunglah luas permukaan dan volume kubus tersebut!
Jawab:
Diketahui    : s=20cm
Ditanya       :        a. L permukaankubus?
b. V kubus?
Jawab          :     a. L permukaan kubus       =
= 6 x
= 6 x (20 x 20)
= 6 x 400
= 2400cm2
b. V kubus =
=
= 20 x 20 x 20
= 8000cm3

b.      Balok
1)      Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut.
2)      Suatu balok memiliki 3 pasang sisi berbentuk persegi panjang yang setiap pasangnya kongruen.
3)      Dua garis dalam suatu bangun ruang dikatakan sejajar, jika kedua garis itu tidak berpotongan dan terletak pada satu bidang.
4)      Diagonal bidang suatu balok adalah ruas garis yang menhubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada setiap bidang balok.
5)      Diagonal ruang suatu balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dalam suatu ruang.
6)      Bidang diagonal suatu balok adalah bidang yang dibatasi dua rusuk dan dua diagonal bidang suatu balok.
7)      Jika sebuah balok berukuran panjang = p, lebar = l, dan tinggi = t , maka jumlah panjang rusuknya  = 4(p + l + t)
8)      Luas permukaan balok = 2{(p x l)+(l x t)+(p x t)}
9)      Volume balok = p x l x t

Contoh Soal:
-          Diketahui suatu balok mempunyai panjang 25cm, lebar 10cm, dan tinggi 10cm. Hitunglah luas permukaan dan volume balok tersebut!
Jawab :
Diket      : p = 25cm
 l = 10cm
 t = 10cm
Ditanya :a. L permukaan balok?
b. V balok?
Jawab    : a. L permukaan balok = 2{(p x l)+(l x t)+(p x t)}
= 2{25x10)+(10x10)+(25x10)}
= 2{250 + 100+ 250}
= 2{600}
= 1200cm2
b. V balok = p x l x t
= 25 x 10 x 10             
= 2500cm3

3.      Metode pembelajaran :
a.       Cooperative learning dengan model pembelajaran Jigsaw.
b.      Langkah-langkah pada model pembelajaran Jigsaw:
1)      Pendahuluan
a)        Apersepsi
Guru mengingatkan kembali mengenai bangun ruang.
b)        Motivasi
Guru memberi motivasi berupa penjelasan bahwa materi ini akan berguna dalam menyelesaikan masalah yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari.
2)      Kegiatan inti
a)      Dalam suatu kelas, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 2 siswa. Kelompok ini disebut kelompok asal.
b)      Setiap anggota kelompok diberi materi yang berbeda oleh guru dalam bentuk teks, serta setiap materi diberi satu alat peraga.
-       Anggota pertama mendapat materi 1
-       Anggota kedua mendapat materi 2
c)      Setiap anggota dari kelompok berbeda yang mendapat materi yang sama berkumpul menjadi satu kelompok untuk mendiskusikan mareri yang tellah diberikan. Kelompok tersebut disebut kelompok ahli atau asal.
d)     Setelah diskusi selesai, anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing. Kemudian menjelaskan kepada anggota dalam kelompok asalnya.
e)      Guru memberikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya.
f)       Apabila hasil diskusi dirasa kurang maksimal oleh guru, maka guru menjelaskan kembali mengenai materi tersebut.
g)      Guru memberikan evaluasi kepada masing-masing individu atau kelompok tentang materi yang telah didiskusikan tadi. Kemudian yang mendapat skor tertinggi akan diberi penghargaan untuk menambah motivasi bagi siswa.
3)      Penutup
a)      Bersama-sama siswa dan guru membuat rangkuman dari materi yang telah dipelajari.
b)      Guru memberikan pekerjaan rumah (PR).